Menu

More on this category »

Wednesday 13 July 2016

Imam Masjid di Irlandia mengudang LGBTIQ untuk Berbuka Bersama



Pride Indonesia - Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan kemarin, Sebuah kelompok Muslim di Irlandia mengundang LGBT lokal untuk pesta makan malam dalam rangka perayaan Ramadan dalam kegiatan berbuka puasa bersama.

Pada hari Sabtu (2/7), Dewan Muslim untuk Perdamaian dan Kebersamaan Irlandia mengundang berbagai kelompok individu dari luar Islam untuk mengadakan buka puasa bersama.

Sebelum kegiatan, selaku Imam dan ketua dewan, Syaikh Dr. Umar Al-Qadri, mengumumkan melalui akun Facebook-nya bahwa dia bersemangat untuk bertemu orang-orang dari komunitas LGBT Irlandia. 

Dr. Umar Al-Qadri juga berkomentar bahwa tujuannya untuk mengundang berbagai kalangan dari luar Islam akan menunjukkan 'Contoh cita-cita Islam yang benar dan ideal.'

'Saat dimana lebih dari satu miliar Muslim di seluruh dunia merayakan Ramadhan dengan menjalankan puasa dan menghargai segala limpahan rahmat yang diberikan kepada kita, sama pentingnya bagi komunitas Muslim Irlandia untuk menjangkau tetangga kita untuk menunjukkan contoh cita-cita Islam yang benar dan ideal," Katanya.

Puasa selama bulan Ramadhan dijalani dari fajar hingga matahari terbenam dan menahan diri untuk tidak makan dan minum, dan merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Melalui hari, muslim yang berpuasa harus menahan diri dari makan, minum, merokok, seks, dan kesenangan lainnya sampai malam datang. Makanan yang menandai akhir dari hari itu puasa mereka sebut sebagai Iftar.

Pertemuan yang digelar di Dublin ini juga dihadiri oleh Ummat Yahudi korban holocaust yang selamat dan pembicara tamu Tomi Reichental.

Dr. Al-Qadri dikenal menjadi salah satu pendukung yang sangat vokal bagi komunitas LGBT Irlandia.

Setelah tragedi Orlando, penembakan klub malam yang menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya, Dr. Al-Qadri berdiri membangun solidaritas bersama dengan komunitas LGBT.

"Saya berdiri dengan komunitas LGBT dan terhadap marginalisasi kelompok manapun," katanya. "Ini seharusnya tidak terjadi. Kami adalah minoritas bagi diri kita sendiri, kita memahami apa itu diskriminasi. "

Dia menambahkan: 'Agama kami mengajarkan untuk tidak merugikan siapa pun tanpa memandang agama atau latar belakang mereka. Kita semua beragam, namun kita semua berbagi dalam satu hal - kemanusiaan kita.

'Menjadi LGBT bukanlah dosa, itu bukan sesuatu yang bisa Anda temukan dalam Quran. Kita tidak bisa memperlakukan mereka berbeda.

Berikut kemeriahan kegiatan berbuka bersama komunitas marginal di Irlandia yang diambil dari Facebook sang Imam :




0 comments :

More on this category »