Menu

More on this category »

Wednesday 20 July 2016

Pimpinan Gerakan LGBT Tunisia Di Temukan Dua Kali Melakukan Percobaan Bunuh Diri



Pride Indonesia - Tidak mudah untuk berjuang dengan membawa bendera pelangi, Ahmed Ben Amor adalah seorang pemimpin hak-hak LGBT di Tunisia ditemukan telah melakukan percobaan bunuh diri untuk kedua kalinya dalam seminggu setelah menghadapi banyaknya ancaman kematian.

Ahmed Ben Amor, wakil presiden dari organisasi kelompok LGBTI Shams, diketahui dalam koma setelah mencoba menelan puluhan pil.

sebagaimana dilaporkan dari GSN, Dia menghadapi gelombang kebencian dan ancaman setelah tampil di TV untuk berjuang mengakhiri hukum yang mengkriminalkan LGBT di Tunisia.

Pada hari Sabtu, ia metelan pil tak lama setelah tiba di rumah dari usaha bunuh diri pertamanya. teman sekamarnya tiba di rumah sekitar setengah jam setelah ia menelan pil dan menemukan aktivis tersebut masih terlihat sadar dan melarikanya ke RS.
"Aku ingin mati," kata Ahmed, sebelum kehilangan kesadaran.
Dia dilarikan ke rumah sakit di mana dia setelah kehilangan kesadaran, pada saat dilakukan pemeriksaan melalui Skala Glasgow goma dinyatakan bahwa dirinya berada pada tingkatan paling rendah di mana ia tidak bisa membuka matanya dan tidak dapat berbicara atau bergerak.

Dokter mengatakan kemungkinan bertahan hidup 'sangat tipis'.

'Maaf aku melepaskan segalanya,' Ahmed menuliskan status di Facebook dari ranjang rumah sakit setelah upaya percobaan bunuh diri di awal pertamanya. "Aku tidak mungkin dapat berkompromi dengan itu, saya tidak bisa berurusan dengan ancaman pembunuhan, seperti sebuah panggilan untuk penggantungan." ungkapnya.

'Kematian jauh lebih baik daripada mengingkari kebenaran".



Ahmed menerima gelombang ancaman pembunuhan dan ungkapan kebencian setelah ia tampil di sebuah talkshow yang sangat populer di negeri tersebut "Klam a Naas", mengundangnya dalam rangka kampanye yang dia lakukan untuk menyerukan diakhirinya hukum sodomi di Tunisia.

Banyak pemirsa terkejut dan melihat acara tersebut sebagai bagian dari promosi hak LGBTI di televisi nasional yang akhirnya membuatnya harus memilih untuk mengasingkan diri, mendapatkan serangan fisik ataukah dibunuh.

Setelah Ahmed mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya, Hamad Sinno, vokalis dari band rock Labanese Mashrou 'Leila, membantu untuk memulai kampanye melalui Twitter dengan hashtag #WeLoveYouAhmed.



Hukum Tunisia menghukum seseorang yang melakukan sodomi meskipun atas kesepakatan antara orang dewasa dengan ancaman penjara sampai tiga tahun. Transgender, dan mereka yang LGBTI, sering dituduh dan didakwa dengan tuduhan sebagai penjahat yang melakukan 'Penghinaan terhadap kesusilaan umum'.

Temannya Conor Michael mengatakan: "Meskipun mengalami peristiwa tragis yang telah dialaminya minggu ini, Ahmed telah menjadi bintang yang sangat bersinar bagi pergerakan LGBT di Tunisia.

"Keberanian dan keteguhan hatinya dalam menghadapi gelombang kebencian yang begitu besar telah menjadi inspirasi bagi begitu banyak orang. Meskipun iklim di Tunisia tetap homophobic, yang dilakukan Ahmed dalam membawa pergerakan Hak-Hak LGBT ke mata publik telah memicu perdebatan sengit tentang topik LGBT, dimana sebagian besar orang nyaris tidak pernah dibahas sebelumnya."

'. Singkatnya, ia telah memberikan dampak positif bagi negaranya'

Berikut video talkshownya :



0 comments :

More on this category »